Rezeki
Jumaat, 20 Februari 2009
perkara2 yang merosakkan ukhuwwah
" Sebenarnya orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka damaikanlah di antara dua saudara kamu ( yang bertelingkah ) itu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beroleh rahmat. "
Q.S Al-Hujuraat : 10
" Dan Kami cabut akan apa yang ada di hati mereka dari perasaan hasad dengki sehingga menjadilah mereka bersaudara ( dalam suasana kasih mesra ), serta mereka duduk berhadap-hadapan di atas pelamin masing-masing."
Q.S Al-Hijr : 47
Berapa banyak kehidupan yang berubah menjadi keras ketika ikatan persaudaraan telah pupus, ketika sumber-sumber kecintaan kerana Allah telah kering, ketika individualisme telah menggeser nilai-nilai persaudaraan, saat itu setiap individu berada dalam kehidupan yang sukar, merasa terpisah menyendiri dari masyarakatnya.
Kebanyakan manusia pada umumnya, perilaku mereka telah tercemar oleh perkara-perkara yang dapat merosakkan persaudaraan, yang terkadang mereka menyedari perkara tersebut, dan terkadang tidak menyedarinya.
Oleh sebab itu, kami akan mencuba memaparkan beberapa perkara yang dapat merosakkan persahabatan dan persaudaraan. Sebelumnya, akan kami kemukakan terlebih dahulu beberapa hadith dan perkataan para ulama' salaf mengenai
hubungan persaudaraan.
Dalam sebuah hadith yang menerangkan tentang tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah di hari tiada naungan kecuali naungan Allah, Rasulullah menyebutkan salah satu di antaranya adalah,
" Dan dua orang lelaki yang saling mencintai kerana Allah, mereka berkumpul dan berpisah keranaNya. "
HR Bukhari dan Muslim
Dan di dalam sebuah hadith qudsi, Allah berfirman;
" Orang-orang yang saling mencintai keranaKu, berhak atas kecintaanKu "
HR Malik dan Ahmad
Muhammad bin Munkadir ketika ditanya tentang kenikmatannya dalam kehidupan ini, beliau menjawab, " Ketika bertemu dengan saudara-saudara ( sahabat-sahabat ), dan membahagiakan mereka."
Al-Hasan berkata, " Kami lebih mencintai sahabat-sahabat kami dari pada keluarga kami, kerana sahabat-sahabat kami mengingatkan kami akan kehidupan akhirat, sedangkan keluarga kami mengingatkan kami akan kehidupan dunia."
Khalid bin Shafwan berkata, " Orang yang lemah adalah yang sedikit menjalin persaudaraan. "
Perhatikanlah beberapa perkataan di atas, baik dari ayat-ayat Allah, hadith, mahupun perkataan para ulama, kemudian lihatlah pada kenyataan tentu akan menunjukkan kebenarannya. Siapakah yang menolongmu untuk mampu tetap teguh
memegangi hidayah? Siapakah yang meneguhkan kamu untuk tetap istiqamah? Siapakah yang menemani kamu ketika dirundung bencana dan malapetaka? Kerana itu Umar pernah berkata, " Bertemu dengan para ikhwan dapat menghilangkan kegalauan dan kesedihan hati. "
Jika demikian, bagaimana mungkin seorang yang berakal akan mengesampingkan ukhuwah dan lebih memilih kehidupan yang kacau dan hingar bingar.
Perkara-Perkara Yang Dapat Merosakkan Ukhuwah, Di Antaranya Adalah :
1. Tamak Dan Rakus Terhadap Dunia, Terhadap Apa-Apa Yang Dimiliki Orang Lain.
Rasulullah SAW. Bersabda;
" Zuhudlah terhadap dunia, Allah akan mencintai kamu. Zuhudlah terhadap apa yang dimiliki oleh manusia, mereka akan mencintai kamu. "
HR Ibnu Majah
Jika kamu tertimpa musibah, mintalah musyawarah kepada saudaramu dan jangan
meminta apa yang engkau perlukan. Sebab jika saudara atau temanmu itu memahami keadaanmu, ia akan terketuk hatinya untuk menolongmu, tanpa harus meminta atau menitiskan airmata.
2. Maksiat Dan Meremehkan Ketaatan.
Jika di dalam pergaulan tidak ada nuansa zikir dan ibadah, saling menasihati, mengingatkan dan memberi pelajaran, bererti pergaulan atau ikatan persahabatan itu telah gersang disebabkan oleh kerasnya hati dan perkara ini boleh mengakibatkan terbukanya pintu-pintu kejahatan sehingga masing-masing akan saling menyibukkan diri dengan urusan yang lain. Padahal Rasulullah SAW bersabda;
" Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak menzaliminya dan tidak menghinakannya. Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, Tidaklah dua orang yang saling mengasihi, kemudian dipisahkan antara keduanya kecuali hanya kerana satu dosa yang dilakukan oleh salah seorang dari keduanya. "
HR Ahmad
Ibnu Qayim, dalam kitab "Al-Jawabul Kafi" mengatakan, " Di antara akibat dari perbuatan maksiat adalah rasa gelisah ( takut dan sedih ) yang dirasakan oleh orang yang bermaksiat itu untuk bertemu dengan saudara-saudaranya. "
Orang-orang ahli maksiat dan kemungkaran, pergaulan dan persahabatan mereka tidak dibangun atas dasar ketakwaan melainkan atas dasar kebendaan sehingga akan dengan mudah berubah menjadi permusuhan. Bahkan perkara itu nanti akan menjadi beban di hari kiamat. Allah SWT berfirman;
" Pada hari itu sahabat-sahabat karib: Setengahnya akan menjadi musuh kepada
setengahnya yang lain, kecuali orang-orang yang persahabatannya berdasarkan takwa ( iman dan amal soleh ). "
Q.S Az-Zukhruf : 67
Sedangkan persahabatan kerana Allah, akan terus berlanjutan sampai di syurga;
" Dan Kami cabut akan apa yang ada di hati mereka dari perasaan hasad dengki sehingga menjadilah mereka bersaudara ( dalam suasana kasih mesra ), serta mereka duduk berhadap-hadapan di atas pelamin masing-masing. "
Q.S Al-Hijr : 47
3. Tidak Menggunakan Adab Yang Baik (Syar'i) Ketika Berbicara.
Ketika berbicara dengan saudara atau kawan, hendaknya seseorang memilih perkataan yang paling baik. Allah berfirman;
" Dan katakanlah ( wahai Muhammad ) kepada hamba-hambaKu ( yang beriman ), supaya mereka berkata dengan kata-kata yang amat baik ( kepada orang-orang yang menentang kebenaran ); sesungguhnya Syaitan itu sentiasa menghasut di antara mereka ( yang mukmin dan yang menentang ); sesungguhnya Syaitan itu
adalah musuh yang amat nyata bagi manusia. "
Q.S Al-Israa? : 53
Dalam sebuah hadith Nabi SAW bersabda;
" Kalimah thayibah adalah shadaqah. "
HR Bukhari
4. Tidak Memperhatikan Apabila Ada Yang Mengajak Berbicara Dan Memalingkan Muka Darinya.
Seorang ulama salaf berkata, " Ada seseorang yang menyampaikan hadith sedangkan aku sudah mengetahui perkara itu sebelum ia dilahirkan oleh ibunya. Akan tetapi, akhlak yang baik membawaku untuk tetap mendengarkannya hingga ia
selesai berbicara. "
5. Banyak Bercanda Dan Bersenda Gurau.
Berapa ramai orang yang putus hubungan satu sama lainnya hanya disebabkan oleh canda dan senda gurau.
6. Banyak Berdebat Dan Berbantah-Bantahan.
Terkadang hubungan persaudaraan terputus kerana terjadinya perdebatan yang sengit yang boleh jadi itu adalah tipuan syaitan. Dengan alasan mempertahankan aqidah dan prinsipnya padahal sesungguhnya adalah mempertahankan dirinya dan kesombongannya. Rasulullah SAW bersabda;
" Orang yang paling dibenci di sisi Allah adalah yang keras dan besar permusuhannya. "
HR Bukhari dan Muslim
Orang yang banyak permusuhannya adalah yang suka mengutarakan perdebatan, perbalahan dan pendapat.
Tetapi debat dengan cara yang baik untuk menerangkan kebenaran kepada orang yang kurang faham, dan kepada ahli bid`ah, perkara itu tidak bermasalah. Tetapi, jika sudah melampaui batas, maka perkara itu tidak diperbolehkan. Bahkan jika perdebatan itu dilakukan untuk menunjukkan kehebatan diri, perkara itu malah
menjadi bukti akan lemahnya iman dan sedikitnya pengetahuan.
Jadi, boleh juga dengan perdebatan ini, tali ukhuwah akan terurai dan hilang. Sebab masing-masing merasa lebih lebih kuat hujjahnya dibanding yang lain.
7. Berbisik-Bisik ( Pembicaraan Rahsia )
Berbisik-bisik adalah merupakan perkara yang remeh tetapi mempunyai pengaruh yang dalam bagi orang yang berfikiran ingin membina ikatan persaudaraan.
Allah SWT berfirman;
" Sesungguhnya perbuatan berbisik ( dengan kejahatan ) itu adalah dari ( hasutan ) Syaitan, untuk menjadikan orang-orang yang beriman berdukacita; sedang bisikan itu tidak akan dapat membahayakan mereka sedikitpun melainkan
dengan izin Allah; dan kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman
berserah diri. "
Q.S Al-Mujaadalah : 10
Rasulullah bersabda;
" Jika kalian bertiga, maka janganlah dua orang di antaranya berbisik-bisik tanpa mengajak orang yang ketiga kerana itu akan dapat menyebabkannya bersedih. "
HR Bukhari dan Muslim
Para ulama berkata, " Syaitan akan membisikkan kepadanya dan berkata, ' Mereka itu membicarakanmu'." Maka dari itu para ulama mensyaratkan agar meminta izin terlebih dahulu jika ingin berbisik-bisik ( berbicara rahsia )